Ketakutan seseorang terhadap suatu hal kadang sering tidak memiliki alasan yang jelas apalagi logis. Mereka yang menghadapi ketakutan akan mencoba lari dari rasa takut, entah bagaimana caranya. Walaupun berhasil lari pada hari ini, tetapi di hari yang lain tetap saja takut. Ular bagai banyak orang adalah binatang melata yang menakutkan, begitu pula binatang buas lainnya. Takut terhadap sesuatu yang tidak terlihat juga menjadi sesuatu hal lain yang menakutkan dan mengerikan, sebut saja hantu (kata orang-orang).
Ada satu lagi ketakutan yang tidak bikin ngeri, tetapi bikin keringatan. Public Speaking atau berbicara di depan orang banyak, ini adalah merupakan salah satu yang membuat sebagian orang membuat takut. Hanya sedikit orang yang kebal terhadap rasa takut berbicara di depan umum. Menguasai Dasar-Dasar Komunikasi adalah penting untuk meningkatkan cara kita berkomunikasi dengan baik. Menurut Marjorie North setidaknya ada 10 tips bagi pembicara untuk menenangkan saraf dan menyampaikan orasi lebih berkesan dan mereduksi “ketakutan”.
1. Berlatih dan Bersiaplah
Sebaian orang merasakan beberapa reaksi fisiologis seperti jantung berdebar kencang dan tangan gemetar ketika akan dan atau pada saat berbicara di depan public (public speaking). Jangan mengasosiasikan perasaan ini dengan perasaan bahwa hal ini menandakan kinerja buruk atau dapat mempermalukan diri sendiri. Pada dasarnya beberapa saraf dan adrenalin yang membuat seseorang berkeringat akan membuat dia akan lebih waspada dan siap memberikan performa terbaik. Cara terbaik untuk mengatasi kecemasan adalah dengan mempersiapkan, mempersiapkan, dan mempersiapkan lebih banyak lagi. Luangkan waktu untuk meninjau catatan yang kita miliki beberapa kali. Setelah merasa nyaman dengan materinya, banyaklah berlatih. Rekam diri kita sendiri, atau mintalah teman untuk mengkritik penampilan kita sebelum kita benar-benar melakukan di hadapan orang banyak saat hari H.
2. Kenali Audiens
Sebelum kita mulai menyusun pesan atau kalimat, pertimbangkan untuk siapa pesan tersebut ditujukan. Pelajari sebanyak mungkin tentang siap pendengar kita. Ini akan membantu kita dalam menentukan pilihan kata, bentuk atau jenis informasi, pola pesan, sampai dengan pernyataan motivasi.
3. Atur Materi Anda dengan Cara yang Paling Efektif untuk Mencapai Tujuan Anda.
Buatlah kerangka untuk pidato atau pemaparan. Tuliskan topik, tujuan umum, tujuan khusus, gagasan pokok, dan pokok-pokok pesan. Pastikan untuk menarik perhatian penonton di 30 detik pertama.
4. Perhatikan Umpan Balik dan Beradaptasi
Tetap fokus pada pendengar atau peserta. Ukur reaksi mereka, sesuaikan pesan yang kita akan sampaikan dan pastka kita berlaku tetap fleksibel. Menyampaikan pesan yang tak bermakna/berkesan akan menjamin kita kehilangan perhatian atau membingungkan bahkan kepada pendengar yang paling setia sekalipun.
5. Tunjukkan Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian ataupun karakteristik yang berbeda, jadilah diri sendiri, jangan menjadi orang yang suka bicara yang diluar dari karakter kita ataupun sesuatu yang tidak kita ketahui, aoapun jenis kontkesnya. KIta akan dapat membangun kredibilitas yang lebih baik jika kepribadian atau karakter khas kita terpancar. Audiens kita akan mempercayai apa yang kita katakan jika mereka dapat melihat kita sebagai orang yang nyata.
6. Gunakan Humor, Ceritakan Kisah, dan Gunakan Bahasa yang Efektif.
Masukkan anekdot lucu ke dalam presentasi akan dapat menarik perhatian audiens. Tentu saja kalimat yang kita selipkan merupakan sesuatu yang mereka pahami. Audiens umumnya menyukai sentuhan personal dalam sebuah pidato. Sebuah cerita bisa memberikan hal itu, perlu diingat di sini bahwa cerita atau anekdot yang kita pilih merupakan hasil dari analisis siapa audiens yang ada di hadapan kita.
7. Jangan Membaca Kecuali Kita Harus Membacanya. Kuasai Garis Besarnya.
Membaca naskah atau slide terlalu fokus dapat mematahkan hubungan antarpribadi, kita dengan mereka. Dengan menjaga kontak mata dengan audiens, Akita tetap fokus pada diri sendiri dan pesan yang kita sampikan. Garis besar singkat dapat membantu membangkitkan ingatan kita dan membuat kita tetap fokus pada tugas untuk presentasi..
8. Gunakan Suara dan Tangan KIta Secara Efektif. Abaikan Gerakan Gugup.
Komunikasi nonverbal akan membawa dan mempresentasikan sebagian besar pesan. Penyampaian pesan yang baik tidak hanya menarik perhatian, namun menyampaikan gagasan dengan jelas dan tanpa gangguan psikologis adalah penting. Gunakan suara dan bahasa verbal untuk membantu agar pesan menjadi lebih jelas. Dan tentu hindari gerakan-gerakan yang menggambarkan kita berada dalam kondisi gugup.
9. Tarik Perhatian di Awal, dan Tutuplah dengan Dinamis.
Apakah orang-orang senang mendengarkan pidato yang dimulai dengan “Hari ini saya akan berbicara dengan Anda tentang…..? Kebanyakan orang tidak. Sebaliknya, gunakan data atau sesuatu yang mengejutkan, anekdot yang menarik, atau kutipan singkat. Akhiri pidato kita dengan ringkasan dan pernyataan kuat yang pasti diingat oleh semua audiens.
10. Gunakan Alat Bantu Audio visual dengan Bijak.
Menggunakan audio visual terlalu banyak dapat memutus hubungan langsung dengan penonton/audiens, jadi gunakanlah audio visual dengan hemat atau efektif. Mereka harus meningkatkan atau memperjelas konten atau tema informasi yang kita sampaikan, atau menangkap dan mempertahankan perhatian audiens kepada kita.
Komunikasi yang baik tidak pernah akan sempurna, dan tidak ada yang mengharapkan kita menjadi sempurna. Namun, meluangkan waktu untuk mempersiapkan diri akan membantu kita untuk menyampaikan pidato dengan lebih baik. Kita mungkin tidak bisa menghilangkan rasa gugup sepenuhnya, tetapi kita bisa belajar meminimalkannya. Lihatlah apakah mereka atau siapa saja yang pernah kita lihat dalam pidato atau menyampaikan pesan di hadapan orang banyak itu sempurna? Jadilah seperti apa yang anda miliki, berperan menjadi orang lain bukan pilihan tepat untuk kita dapat berkomunikasi dengan baik.